1. AGTYA PRIYADI
Agtya Priyadi, seorang pemuda
yang sukses menancapkan namanya di kancah Entrepreneurship di Indonesia juga
memulainya bukan dengan jalan yang mudah.Dapat dibayangkan saat pemuda lain
melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah, ia
malah sudah harus bekerja untuk menyambung hidupnya karena di umur yang masih
sangat muda tersebut orang tuanya sudah pergi ke pangkuan Illahi.
Menjadi Entrpreneur memang
tidak perlu menempu pendidikan yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh pemuda
yang biasa disapa Agit ini. Ia hanya lulusan SMA saat memulai usahanya, yang
bahkan tidak dimulai dengan modal yang berlimpah. Dengan uang hasil kerja
kerasnya dan bermodalkan pengalaman kerja di distro bernama “Gazelle”, ia pun
hanya mampu untuk membuat stiker dengan gambar gurita lucu berwarna ungu untuk
nama brand miliknya
sendiri, “YeahRight!”.
Seperti yang pernah Agit
jelaskan kepada Oktomagazine, sebuah gimmick, atau
teknik pemasaran, yang unik memang menjadi salah satu modal utama untuk
membuat brand yang
dimiliki dapat menarik perhatian banyak orang. Anda tidak dapat hanya diam saja
atau mengandalkan promosi dari mulut ke mulut untuk memasarkan usaha dengan
cepat.
Agit pun terus mengembangkan
usahanya sendiri sambil tetap bekerja di distro tersebut. Dengan keterampilan
mendesain, ia pun terus membuat konsep gimmick yang
unik dan gambar yang menarik. Hingga akhirnya ia mampu sedikit demi sedikit
menjual kaos karyanya tersebut, selusin diteruskan dengan lusinan lainnya, dan
hasilnya adalah laku.
Sejak saat itu ia semakin giat
untuk mengembangkan brand YeahRight!
miliknya tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai Store Manager di distro
tersebut. Salah satu contoh yang patut ditiru oleh pemuda, khususnya remaja,
dalam berjuang demi hidup dan bisnis yang dirintis.
Di tengah kesibukannya bekerja
di distro dan mengurusi brand miliknya,
ia pun tidak lantas berpuas diri, Agit melanjutkan kreatifitasnya dengan
membuat brand yang
baru dengan konsep yang berbeda. “Woles” pun akhirnya lahir satu tahun setelah
YeahRight! berhasil mengambil hati para pecinta kaos di Indonesia ini. Dengan
desain yang sederhana, lambat laun Woles pun meneruskan keberhasilan bisnisnya
yang telah berjalan sebelumnya.
Agit juga menjelaskan bahwa
berjualan tidak harus selalu memiliki toko sendiri, oleh karena itu kedua brandyang dimilikinya pun
dititipkan di distro di beberapa kota, selain ia masih tetap menjualnya dan
menerima pesanan via online.
Kini pemuda bersahaja ini sudah
mulai fokus pada bisnisnya, karena sejak Januari ia sudah tidak bekerja lagi di
distro tersebut dan mengontrak sebuah rumah di kawasan Fatmawati bersama dengan
kakaknya, Ayi Mahardika. Ia pun kini sudah mempekerjakan beberapa orang untuk
membantu mengembangkan bisnisnya yang dijalankan.
Itu berarti kini pemuda
tersebut telah berhasil menjadi Entrepreneur dengan menjalankan bisnis serta
mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain, walau perjalanannya ke depan
masih sangat panjang.
2. HAMZAH IZZULHAQ
Entrepreneur berusia
18 tahun ini tidak ingat secara pasti kapan pertama kali dirinya mulai
berdagang. Namun satu hal yang pasti adalah bibit-bibit kemandiriannya telah
terbentuk sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari menjual
kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta
ojek payung, Hamzah Izzulhaq, demikian nama entrepreneur muda ini memoles jiwa
entrepreneurship-nya. Bertujuan menambah uang saku, ia melakoni semua itu di
sela-sela waktu luang saat kelas 5 SD.
Begitu dia
sering disapa, terlahir dari keluarga menengah sederhana. Sang ayah berprofesi
sebagai dosen sementara ibunda adalah guru SMP. Secara ekonomi, Hamzah tak
kekurangan. Ia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya. Namun terdorong
oleh rasa ingin Mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, Hamzah rela
menghabiskan waktu senggangnya untuk mencari penghasilan bersama dengan
teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.
Hamzah mulai
menekuni bisnisnya secara serius ketika beranjak remaja dan duduk di bangku
kelas 1 SMA. Ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester.
Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini melobi sang paman yang kebetulan
bekerja di sebuah toko buku besar untuk menjadi distributor dengan diskon
sebesar 30% per buku. “Buku itu lalu saya jual ke teman-teman dan kakak kelas.
Saya beri diskon untuk mereka 10%, sehingga saya mendapat 20% dari setiap buku
yang berhasil terjual. Alhamdulillah, saya mengantongi nett profit pada saat
itu mencapai Rp950 ribu/semester,” aku Hamzah kepada
CiputraEntrepreneurship.com.
Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu. “Sampai sekarang etalase untuk menjual pulsa masih tersimpan di gudang rumah,” kenang Hamzah sambil tertawa.
Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak. “Ayah sedikit marah dengan kerugian yang saya buat itu,” lanjut Hamzah.
Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang,” terangnya.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,” kenang Hamzah.
Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus lalu, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan. “Saat ini saya sedang mencicil perlahan-lahan modal yang saya pinjam 2 tahun lalu dari ayah. Alhamdulillaah, berkat motivasi dan Pak Ci saya sudah bisa ke Singapore dan Malaysia dengan hasil uang kerja keras sendiri,” ujarnya.
Menurut Hamzah, dari pengalamannya, berbisnis di usia muda memiliki sejumlah tantangan plus kendala seperti misalnya diremehkan, tidak dipercaya dan lain sebagainya. Hal itu dianggapnya wajar. “Maklum saja, sebab di Indonesia, entrepreneur muda dibawah 20 tahun masih amat langka. Kalau di Amerika usia seperti saya ini mungkin hal yang sangat biasa,” tutupnya.
Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu. “Sampai sekarang etalase untuk menjual pulsa masih tersimpan di gudang rumah,” kenang Hamzah sambil tertawa.
Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak. “Ayah sedikit marah dengan kerugian yang saya buat itu,” lanjut Hamzah.
Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang,” terangnya.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,” kenang Hamzah.
Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus lalu, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan. “Saat ini saya sedang mencicil perlahan-lahan modal yang saya pinjam 2 tahun lalu dari ayah. Alhamdulillaah, berkat motivasi dan Pak Ci saya sudah bisa ke Singapore dan Malaysia dengan hasil uang kerja keras sendiri,” ujarnya.
Menurut Hamzah, dari pengalamannya, berbisnis di usia muda memiliki sejumlah tantangan plus kendala seperti misalnya diremehkan, tidak dipercaya dan lain sebagainya. Hal itu dianggapnya wajar. “Maklum saja, sebab di Indonesia, entrepreneur muda dibawah 20 tahun masih amat langka. Kalau di Amerika usia seperti saya ini mungkin hal yang sangat biasa,” tutupnya.
3.
BONG CHANDRA
Anda pasti sering melihat lelaki yang satu ini. Dia adalah Bong
Chandra, pengusaha sukses di bidang properti yang sekaligus juga merupakan motivator
termuda di Asia saat ini. Kesuksesan Bong Chandra tidak diperolehnya dengan
mudah. Pria kelahiran Jakarta 25 Oktober 1987 ini lahir dengan banyak
kekurangan. Selain memiliki penyakit asma, Bong juga terlahir dengan tubuh yang
kecil, tidak hanya itu, ketika berumur 4 tahun ia didiagnosa memiliki kelainan
paru-paru. Kekurangan inilah yang membuat masa kecil Bong Chandra terasa suram
karena rasa minder dan tidak percaya diri. Tak ada yang menyangka kalau Si Anak
Minder ini kelak malah akan menjadi motivator termuda di Asia.
Masa-masa kecil Bong Chandra dilaluinya dengan perasaan tidak
percaya diri. Rasa minder itu membuat Bong Chandra tidak memiliki prestasi yang
menonjol, tidak pernah mendapatkan piala dari kompetisi mana pun, bahkan tidak
memiliki banyak teman. Bong juga berasal dari keluarga yang sederhana walaupun
kebutuhan hidupnya selalu terpenuhi.
Hingga pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang membuat usaha
keluarganya bangkrut. Awalnya ia tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam
keluarganya. Namun, ia baru sadar ketika ia melihat di depan rumahnya ada papan
bertuliskan “DIJUAL”. Sungguh miris memang keadaannya saat itu, dengan tidak memiliki kompetensi sama sekali di bidang apa
pun, kebangkrutan malah melanda keluarganya. Bahkan saking sayangnya orangtua
Bong terhadapnya, mereka rela berhutang puluhan juta rupiah untuk membiayai
kuliahnya.
Keadaan inilah yang memaksa Bong menjadi anak yang lebih kuat dan
tangguh dibandingkan anak seusianya. Sejak saat itu ia sadar, makin
termotivasi, dan bertekad ingin mengubah hidupnya. Pada usia 18 tahun, ia mulai membuka usaha bersama temannya. Hanya bermodalkan motor butut, ia bekerja
siang dan malam tanpa kenal lelah demi memperbaiki kahidupan keluarganya. Pergi
keluar kota sendirian, tinggal di kost yang sangat sederhana, bahkan untuk
makan sehari-hari saja hanya memiliki jatah Rp 1.200, bisa dibayangkan
kehidupannya saat itu. Tidak sampai di situ, selama merintis usahanya pun ia
sering mendapat hinaan dan cemooh dari orang-orang di sekitarnya.
Hinaan, cemooh, dan berbagai penolakan yang diterimanya tak lantas
membuatnya patah arang, malah sebaliknya ia merasa lebih tertantang dan ingin
membuktikan kepada mereka yang meragukannya bahwa ia layak menjadi pengusaha sukses. Dalam hati Bong berkata “Sesungguhnya
engkau telah melempar kayu ke dalam bara api yang menyala-nyala”.
Kini Bong Chandra telah mengukir prestasi yang luar biasa dan
sangat tidak biasa untuk anak muda seusianya. Memimpin 3 perusahaan yaitu PT. Perintis
Trinity Property, PT. Bong Chandra Success System, dan PT. Free Car Wash
Indonesia, dengan membawahi 150 staff karyawan. Selain bergelut dalam
dunia property, dia juga sukses menjadi motivator termuda di Asia hingga saat
ini. Pada tahun 2009, ia bahkan diundang untuk memberi motivasi di Perusaahan
Terbesar Dunia (versi Fortune 500), dan di perusahaan-perusahaan besar di
Indonesia. Lewat seminar-seminarnya inilah ia membagi ilmunya dan membantu
jutaan orang untuk meraih kesuksesannya. Baginya, jalan tercepat untuk sukses
adalah dengan membantu orang lain menjadi sukses.
Ilmu Bong juga bisa kita dapat dari bukunya yang merupakan buku best seller saat ini berjudulUnlimited Wealth yang hampir terjual hingga 100.000 copy
dan 100% royalty buku tersebut ia sumbangkan ke Yayasan Vincentius, Jakarta
Pusat. Sangat mulia memang jasa anak muda yang satu ini, Bong Chandra. Ia layak
menjadi panutan bagi generasi muda Indonesia.
Jadi, bagaimana pun
keadaan Anda saat ini, jangan jadikan penghalangan untuk meraih kesuksesan.
Bahkan jadikanlah itu sebagai motivasi untuk terus maju dan mensejahterakan
sesama. Setiap mengalami kesulitan, selalulah ingat kata Bong Chandra,
“Sesungguhnya engkau telah melempar kayu ke dalam bara api yang menyala-nyala”
4. DONNY
PRAMONO
Ini
dia Sally, gadis manis berkepang dua yang terpampang di semua produk Sour
Sally. Seiring bertambahnya penggila froyo, Sally semakin terkenal. Yoghurt
kini tampil lebih cantik dan sehat dalam kemasan froyo alias frozen yoghurt.
Tak ayal, ia digemari banyak orang dan bisnisnya makin digandrungi.
Dari Hobi Lahirlah Sally
Gadis itu berkepang dua dengan dress mini berwarna hitam. Matanya melirik, menggoda siapa pun yang melewatinya. Namanya Sally. Dialah ikon dari butik frozen yoghurt (froyo) Sour Sally yang belakangan ini sedang naik daun. Bisnis yang dimulai dari hobi pemiliknya, Donny Pramono. “Saya memang hobi makan yogurt. Seminggu bisa makan lima kali.”
Gadis itu berkepang dua dengan dress mini berwarna hitam. Matanya melirik, menggoda siapa pun yang melewatinya. Namanya Sally. Dialah ikon dari butik frozen yoghurt (froyo) Sour Sally yang belakangan ini sedang naik daun. Bisnis yang dimulai dari hobi pemiliknya, Donny Pramono. “Saya memang hobi makan yogurt. Seminggu bisa makan lima kali.”
Kegemaran
Donny makin tersalurkan saat ia kuliah di Los Angeles (LA), Amerika Serikat.
Maklum, di sana banyak gerai penjual yogurt, Tempat itu kerap dijadikan tempat
ngumpul Donny dan teman-temannya. “Akhirnya terinspirasi membuat brand yang
bisa go international, dimulai di Indonesia,” urainya.
Untuk
mewujudkan itu, selama di LA, Donny rajin mencoba membuat froyo. Apartemen
adiknya, Darwis Pramono pun dijadikan tempat eksperimen. Mesin pembuat froyo
yang disewanya, disimpan di sana. Lantaran listrik tak mencukupi, ia harus
menyewa genset. Tapi, untuk menghidupkan genset, Donny harus main kucing-kucingan
dengan tetangganya. “Sebelum jam 5, kami harus sudah selesai, karena tetangga
sudah pulang kantor,” kata pria kelahiran 30 September 1982 ini.
Lewat
riset itu, penggemar futsal ini menemukan citarasa froyo yang diinginkan. “Rasa
harus disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Di Amerika, lebih milky (kental
susunya) dan kecut. Kalau di sini, seimbang antara kecut dan manis.” Formula
itu yang akhirnya dibawa pulang ke Indonesia di akhir 2007.
Lantas
anak pasangan Suwitno Pramono dan Elien Limuwa ini mengajak sepupunya yang
sudah malang melintang di dunia bisnis kuliner, Telly Limbara. Telly sepaham
lantaran konsep bisnis Donny dinilai menarik. Modal awal pun mereka
gelontorkan.
Donny
dan Telly tak main-main. Untuk memulai bisnis ini, mereka juga menyewa
konsultan brand profesional. Dari situ lahirlah Sour Sally. “Sour itu artinya
kecut dan Sally itu nama cewek manis,” kata Donny. Desain interiornya pun
sengaja dibuat kental dengan warna khas perempuan. Tengok saja dominasi warna
hijau muda yang segar dan kursi-kursi empuk dengan warna pastel pada gerainya.
Begitu pula dengan pegawainya, terutama yang perempuan, mereka tampil persis
dengan Sally yang chic.
Gerai
pertama Sour Sally dibuka di Senayan City, pada 15 Mei 2008. Dalam dua bulan,
Sour Sally menjadi buah bibir. Antreannya bahkan pernah meluber hingga ke luar
gerai. Sekarang ini sudah ada sepuluh gerai di ibu kota. “Hari biasa,
pengunjung bisa ratusan. Kalau akhir pekan, beberapa outlet bisa dikunjungi
ribuan pembeli,” urai alumni Penn State University.
Di
Sour Sally tersedia tiga rasa yaitu plain yang seimbang manis dan kecutnya,
green tea yang lebih kecut, pinklicious yang lebih manis. Topping-nya beragam,
dari buah-buahan, hingga mochi, kenari, atau sereal. “Sampai sekarang ada 20
topping tapi masih banyak Sour Sally Lovers (sebutan konsumen) yang belum
mencoba,” ucapnya yang bisnisnya sempat dikira franchise.
Sekarang,
malah sudah tersedia waffle yang dibubuhi froyo dan topping bernama Pinklicious
Waffle. Celah inilah yang sekarang sedang digali oleh Sour Sally. Karena bagi
Donny, “Setiap orang mempunyai selera sendiri dan kami ingin memuaskan
semuanya.” Dengan aneka macam froyo, topping, hingga menu yang beragam, tak
heran jika Sour Sally selalu dipenuhi tua muda pria wanita setiap harinya.
Pada
tahun 2010 dibuka cabang Sour Sally pertama di luar negeri, yaitu di Singapura,
tepatnya di Wisma Atria Shopping Center, #B1-47, kini ada dua cabang di
Singapura. Sedangkan di Indonesia cabangnya tersebar di beberapa kota besar,
seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Bali, Semarang. Omset tahunannya
kini mencapai puluhan miliar.
5. ELANG GUMILANG
Menjadi pengusaha sukses dan memimpin perusahaan dengan berpenghasilan
besar tidak harus menunggu tua, namun bisa memulai dari umur yang sangat belia.
Setidaknya ini
bukanlah mimpi tapi kenyataan. Pasalnya sudah banyak cerita menggambarkan
pengusaha muda sukses yang mengawali usahanya dari awal dan salah satunya Elang
Gumilang (23) CEO PT Dwikarsa Semestaguna, pengusaha muda yang sukses di bidang
properti.
Kisah sukses pemuda seperti Elang di Indonesia masih langkah dan mungkin
hanya seribu satu, karena walaupun masih berstatus mahasiswa dirinya sudah
memimpin sebuah perusahaan dengan omset bermiliaran.
Di saat mahasiswa lainnya disibukkan dengan pergulatan kuliah untuk
menggapai masa depan yang lebih baik, Elang sudah mendapatkannya. Pemuda
kelahiran Bogor 23 tahun lalu sudah mempunyai masa depan yang baik dengan
sukses membuka lapangan kerja dan memperkerjakan ratusan orang berkat
kegigihannya untuk berwirausaha yang sudah terasah sejak di bangku SMA.
Menurut Elang, kesuksesan yang diraihnya saat ini bukanlah datang begitu
saja. Tapi usaha dengan kerja keras, karena sesuatu tidak didapatkan dengan
gratis. Pesan tersebut lah yang selalu diajarkan kedua orang tuanya.
Semangat bisnisnya sudah terlihat sejak kecil dan bahkan naluri
beriwarusahanya sangat tajam dalam melihat peluang usaha. Tak ayal dirinya
sempat merasai bergai macam pekerjaan, mulai dari berdagang donat, menjadi
tukang minyak goreng, jualan bolham hingga terakhir menjadi developer properti
untuk pembangunan rumah sangat sederhana. Dikatakannya, bisnisnya di bidang
properti diawali sebagai marketing perumahan.
“Saya di marketing tidak mendapat gaji bulanan, hanya saja mendapatkan
komisi setiap mendapat konsumen,” ujarnya, dalam acara Radio Trijaya, bertajuk
Talk to CEO, di Jakarta. Berkat pengalaman sebagai marketing perumahan yang
dinilai cukup, telah membuatnya mempunyai pengetahuan di dunia properti.
Sejak saat itu, diapun memberanikan diri ikut tender dalam properti.
Kesuksesan yang didapatkannya waktu itu menang dalam tender pembangunan sekolah
dasar di Jakarta Barat senilai Rp162 juta. Kemudian, ambisinya yang ingin terus
maju membawanya membangun rumah sangat sederhanya bagi rakyat kecil. Pasalnya
saat ini bisnis properti kebanyakan ditujukan hanya untuk kalangan berduit
saja.
Sedangkan perumahan yang sederhana dan murah yang terjangkau untuk orang
miskin masih jarang sekali pengembang yang peduli. “Banyak orang di Indonesia
terutama yang tinggal di kota belum punya rumah, padahal mereka sudah berumur
60 tahun, biasanya kendala mereka karena DP yang kemahalan, cicilan kemahalan,
jadi sampai sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah,” jelasnya, dalam
acara Radio Trijaya, bertajuk Talk to CEO, di Jakarta.
Dengan modal patungan Rp340 juta, pada tahun 2007 Elang mulai membangun
rumah sehat sederhana (RSS) yang difokuskan untuk si miskin berpenghasilan
rendah. Dari penjualan rumah yang sedikit demi sedikit itu. Modalnya Elang
putar kembali untuk membebaskan lahan di sekitarnya. Rumah bercat kuning pun
satu demi satu mulai berdiri.
Elang membangun rumah dengan berbagai tipe, mulai tipe 22/60 dan juga
tipe 36/72. Rumah-rumah yang berdiri di atas lahan 60 meter persegi tersebut
ditawarkan hanya seharga Rp25 juta dan Rp37 juta per unitnya. “Jadi, hanya
dengan DP Rp1,25 juta dan cicilan Rp90 ribu per bulan selama 15 tahun, mereka
sudah bisa memiliki rumah,” ungkapnya.
Berbisnis tidak selamanya berjalan lurus dan pasti ada gelombangnya, terlebih
sektor properti. Kekurangan modal dan memaksanya memeras otak mencari jalan
keluar. Namun hal tersebut disiasatinya dengan mencari penyandang dana dengan
sistem bagi hasil. “Kebetulan latar pendidikan saya dari ekonomi,
sedikit-sedikit tahu jurusnya,” katanya. Meskipun demikian, dia tetap
mempertahankan komposisi kepemilikan sebesar 40 persen.
Naiknya harga bahan baku membuatnya perlu melakukan
penyesuaian-penyesuaian dan termasuk dengan kondisi krisis ekonomi global saat
ini. Bila dahulu Elang melepas satu unit rumah sederhana seharga Rp23 juta per
unit, sekarang rencana anggaran biaya (RAB) mencapai Rp33 juta per unit. Dengan
jumlah itu baru bisa menutupi biaya produksi sekaligus memberi keuntungan.
Krisis ekonomi global saat ini disikapinya dengan optimisme. Pasalnya di
industri properti Indonesia tidak terlalu bergantung pada asing, sehingga masih
ada keyakinan pasar terus terbuka. “Industri properti Indonesia masih
didominasi oleh pasar lokal. Orang asing belum boleh memiliki properti di
Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, rasa optimistis industri properti juga disampaikan Presdir
PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah S Thaib. Hiramsyah melihat krisis ini
sebagai momentum bagi industri properti untuk menata diri agar lebih berkembang
dan kompetitif. Krisis, akan menciptakan titik keseimbangan baru bagi
pengembang. “Lihatlah, pengembang dengan fundamental kuat dan strategi yang
tepat akan bertahan, dan bahkan makin eksis, tidak hanya di tingkat lokal,
tetapi juga global,” paparnya. Namun, dia tidak menampik akan adanya sejumlah
proyek yang tertunda akibat kesulitan likuiditas.
6. HENDY SETIYONO
Hendy Setiono, pendiri perusahaan waralaba Kebab Turki Baba Rafi.
franchisenya tidak hanya diakui di indonesia, tapi juga di mancanegara. pemuda
asal surabaya ini punya keyakinan sukses yang luar biasa.
dengan pakaian yang sederhana beginilah penampilan sehari-hari
seorang Hendy Setiono, Presiden dirtur Kebab Turki Baba Rafi Surabaya. Oleh
majalah Tempo edisi akhir 2006, dia dinobatkan sebagai salah seorang di antara
sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Tentu, sebuah pengakuan
yang membanggakan bagi Hendy. Apalagi, bisnis yang dia geluti tergolong bisnis
yang tak akrab di telinga.
2011, Kebab Turki Baba Rafi siap merajai bisnis makanan cepat saji
ala timur tengah, dengan target penambahan gerai di beberapa negara Asia
Tenggara. Setelah sukses melebarkan sayap ke Malaysia dengan secara resmi PT.
Baba Rafi Indonesia terdaftar sebagai anggota Malaysian Franchise Association,
maka target selanjutnya adalah menaklukkan Negeri Gajah Putih, Thailand. Selain
karena negerinya yang terkenal dengan pariwisata tradisional, karakteristik
penduduknya justru menjadi alasan yang membuat KTBR tertantang untuk membuat
mainstream baru dengan makanan cepat saji ala timur tengah.
Target dalam negeri tentu saja fokus pada maintaining 700 outlet
yang telah beroperasi. Di Nusantara KTBR masih sejumlah 600 outlet, inilah
alasan kami untuk tetap pada “sales!, sales! dan sales!” . masih terbuka banyak
peluang pasar yang dapat dibidik dan diciptakan. Oleh karenanya di 2011
angka 1001 outlet akan ditembus baik di Malaysia maupun Indonesia.
Dengan ramah, pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, tersebut
mempersilakan Jawa Pos masuk ke kantornya di Ruko Manyar Garden Regency,
kawasan Nginden Semolo. “Biasanya saya masuk kantor agak siang. Tapi, karena
hari ini ada janji dengan Anda, saya agak meruput datang ke kantor,” ujar Hendy
mengawali perbincangan. Ketika itu, jarum jam sudah menunjuk pukul 11.00. Bagi
Hendy, pukul 11.00 masih terbilang pagi karena biasanya dirinya baru masuk
kantor lebih dari pukul 12.00.
Dia lalu menceritakan awal mula bisnis kebab yang digelutinya
tersebut. Kebab adalah makanan khas Timur Tengah (Timteng) yang dibuat dari
daging sapi panggang, diracik dengan sayuran segar, dan dibumbui mayonaise,
lalu digulung dengan tortila. Sebenarnya, kebab banyak beredar di Qatar dan
negara Timteng lainnya.
Namun, kata Hendy, kebab paling enak adalah dari Istambul, Turki.
Karena itu, dia menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan. Hendy
mengisahkan, pada Mei 2003, dirinya mengunjungi ayahnya yang bertugas di
perusahaan minyak di Qatar. Selama di negeri itu, dia banyak menemui kedai
kebab yang dijubeli warga setempat. Lantaran penasaran, Hendy yang mengaku hobi
makan itu lantas mencoba makanan yang lezat bila dimakan dalam kondisi masih
panas tersebut. “Ternyata, rasanya sangat enak. Saya tak menduga rasanya
seperti itu,” ungkap sulung dua bersaudara pasangan Ir H Bambang Sudiono dan
Endah Setijowati tersebut.
Tak hanya perutnya kenyang, saat itu di benak Hendy langsung
terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain
belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan Timteng
yang menyebar di berbagai kota.
“Orang Indonesia juga banyak yang naik haji atau umrah. Biasanya,
mereka pernah merasakan kebab di Makkah atau Madinah. Nah, mereka bisa
bernostalgia makan kebab cukup di outlet saya,” jelasnya.
“Makanya, selama di Qatar, saya juga memanfaatkan waktu untuk
berburu resep kebab. Saya mencarinya di kedai kebab yang paling ramai
pengunjungnya,” jelas Hendy yang beristri Nilamsari.
Begitu tiba kembali di Surabaya, dia langsung menyusun strategi
bisnis. Yang pertama dilakukan adalah mencari partner. Dia tidak ingin usahanya
asal-asalan. Dia kemudian bertemu Hasan Baraja, kawan bisnisnya yang kebetulan
juga senang kuliner. Awalnya, mereka sengaja melakukan trial and error untuk
menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya.
“Ternyata, resep kebab dari Qatar yang rasa kapulaga dan
cengkehnya cukup kuat tidak begitu disukai konsumen. Ukurannya pun terlalu
besar. Makanya, kami memodifikasi rasa dan ukuran yang pas supaya lebih
familier dengan orang Indonesia,” katanya. September 2003, gerobak jualan kebab
pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo,
berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya.
Mengapa gerobak? Hendy mempunyai alasan. “Membuat gerobak lebih
murah daripada membuat kedai permanen. Tidak perlu banyak modal. Gerobak pun
fleksibel, bisa dipindah-pindah,” ujarnya. Soal nama kedainya Baba Rafi, dia
mengaku terinspirasi nama anak pertamanya, Rafi Darmawan. “Diberi nama Kebab
Pak Hendy kok tidak komersial,” katanya lalu tergelak.
Saat itulah terlintas di benaknya nama si sulung, Rafi. “Kalau
dipikir-pikir, pakai nama Baba Rafi, lucu juga rasanya. Baba kan berarti bapak,
jadi Baba Rafi berarti bapaknya Rafi.” Mengawali sebuah bisnis memang tidak
mudah. Apalagi untuk meraih sukses seperti sekarang. Suka duka pun dirasakan
calon bapak tiga anak itu. “Misalnya, uang berjualan dibawa lari karyawan.
Banyak karyawan yang keluar masuk. Baru beberapa minggu bekerja sudah minta
keluar,” ungkapnya.
Bahkan, pernah suatu hari, karena tak mempunyai karyawan, Hendy
dan istri berjualan. Hari itu kebetulan hujan. Tak banyak orang membeli kebab.
Makanya, pemasukan pun sedikit. “Uang hasil berjualan hari itu digunakan
membeli makan di warung seafood saja tak cukup. Wah, itu pengalaman pahit yang
selalu kami kenang,” ujarnya.
Tak ingin setengah-setengah dalam menjalankan bisnis, lulusan SMA
Negeri 5 Surabaya tersebut akhirnya memutuskan berhenti dari bangku kuliah pada
tahun kedua. “Saya OD alias out duluan. Tapi, saya tidak menyesal meninggalkan
bangku kuliah untuk membangun usaha,” tegas Hendy yang pernah mengenyam
pendidikan di Fakultas Teknik Informatika ITS tersebut.
Keputusan dia untuk meninggalkan bangku kuliah guna menekuni
bisnis kebab tersebut sempat ditentang orang tuanya. Mereka ingin Hendy menjadi
orang kantoran seperti ayahnya. Karena itu, ketika dia meminta bantuan modal,
orang tuanya menganggap bisnis yang akan dilakoni tersebut adalah proyek iseng.
“Mereka pikir saya tidak serius pada bisnis itu. Dalam hati, saya ingin
membuktikan kepada bapak dan ibu bahwa kelak saya pasti berhasil,” jelasnya.
Yang luar biasa, kesuksesan bisnis Hendy tak perlu waktu lama.
Hanya dalam 3-4 tahun, dia berhasil mengembangkan sayap di mana-mana.
Bahkan Tidak hanya di Jawa, tapi juga di Bali, Sumatera, Sulawesi, dan
Kalimantan. Sukses bisnis kebab waralaba Hendy itu juga menghasilkan berbagai
award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian
Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 yang diberikan menteri koperasi
dan UKM. Hendy juga ditahbiskan sebagai ASIA’s Best Entrepreneur Under 25 oleh
majalah Business Week International 2006. Untuk meraih award tersebut, dia
bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain dari berbagai negara di Asia.
Pria kalem itu juga mendapatkan penghargaan Citra Pengusaha
Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 yang dianugerahkan Profesi Indonesia.
Kemudian, penghargaan Enterprise 50 dari majalah SWA untuk 50 perusahaan yang
berkembang dalam setahun terakhir. Serta, di pengujung 2006, majalah Tempo
menobatkan Hendy menjadi salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang
mengubah Indonesia.
Apa yang akan dilakukan Hendy selain mengembangkan usahanya ke
mancanegara? Tampaknya, dia ingin seperti raja komputer, Bill Gates. “Saya
belajar dari para pengusaha sukses. Salah satunya, Bill Gates. Dia bisa mendirikan
kerajaan Microsoft, meski tidak tamat sekolah. Jadi, intinya, untuk menjadi
orang sukses, tidak harus memiliki gelar akademis dan indeks prestasi (IP)
tinggi,” tegasnya.
susah cari" kabel atau bagian-bagian listrik lainya disini aja Rajalistrik.com
BalasHapusmasih muda sudah punya omset miliaran, sangat menginspirasi sekali ya, jadi berminat membuat usaha properti, terimakasih artikelnya selain disini saya juga sering membaca artikel di peluangproperti.com
BalasHapusKISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sugianto.Dari Kota Timor Leste Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (Oktober 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS . 20 orang saja
Nama : AHMAD JAYA KUSUMO
BalasHapusAlamat : SAPPORO JAPAN
Pekerjaaan : KARYAWAN TEKSTIL( TKI )
Salam Sejatrah Dan Salam Sehat Buat Anda Semuanya ,,/
...... Ingin Berbagi Cerita Singkat Nyata Dan Benar - Benar Saya Alami Beberapa Hari Kemaren Tepatnya Tanggal 03 Desember 2015 ,Hal FAKTA DAN NYATA '
Saya Sudah Asli Orang Indonesia ," Asal Dari Jakarta .
Saya Bekerja Di Jepang Sebagai Karyawan Di Sebuah Prusahaan Tekstil SAPPORO JAPAN ,Dimana Sekitar Sudah Hampir 8 Tahun Di JAPAN
Saya Hanya Igin Berbagi Cerita Sukses Yang Saya Alami Yang Di Luar Dugaan Saya Bener - Benar Terjadi ,Kebesaran Tuhan Esa , Saya Sukses Menang Angka Lottery ( Lotto 6 Japan ) Preize N0 . 1 .Tanggal 3 Desember 2015 Dengan Result ONLINE Angka 10 .17 .20 .21.36.34. Berhasil Saya Menagkan 700 Dollar , Super Rejeki Yang Tak Pernah Terduga Oleh Saya ,,Di Mana Awalnya Saya Hanya Mencoba Bermain Lewat Angka Bantuan Seseorang Yaitu Ki Jagad Sakti Yang Berasal Dari Semarang Jawa Tengah , Saya Mengucapkan Banyak Terimah Kasih Kepada Beliau Atas Bantuanya
Saya Hanya Ingin Berbagi Info Rejeki Buat Anda , Kusus Buat Saudara Di Japan ,Bagi Anda Yang Ingin Menang Loto 6 Japan Silahkan Anda Hubugi Ki jagad sakti di call ( 081242869624 ) atau Silahkan Anda Klik Disini 100% Nyata
vimaxobat pemanjang penis
BalasHapusklg usaobat pemanjang penis
viagraobat kuat
viagraobat ejakulasi dini
viagraobat lemah syahwat
viagraobat kuat tahan lama
vimaxobat pemanjang penis
klg usaobat pemanjang penis
viagraobat kuat
viagraobat ejakulasi dini
viagraobat lemah syahwat
viagraobat kuat tahan lama